Lilypie First Birthday tickers

Sabtu, 05 Maret 2011

Masih bermimpi ^_*

Sebuah pernikahan yang diadakan lengkap dengan resepsinya mungkin akan sangat tidak mungkin bila hanya ditangani oleh siempunya hajat, buat mereka yang punya budget khusus biasanya memakai jasa wedding organizer atau eo. Saya masih belum terfikir sampai wo/eo, karena untuk sekarang ini saya baru berani bermimpi tentang resepsi sederhana. Mungkin kami akan meminta bantuan teman2 terdekat saja dalam hal ini. Tapi... Sebenernya saya mendo'akan semoga Allah kasih si Yayank rizki lebih biar bisa pake wo/eo jadi kita tinggal terima beres aja. Hehehehe...
Mungkin untuk yang satu ini bisa disisihkan sementara. 
Beralih ke resepsi. Persiapan yang boleh dibilang paling ribeeet bet bet karena (istilah lebaynya) menyangkut kehormatan siempunya hajat. Biarpun acara pamungkas dalam pernikahan adalah saat ijab/akad, tapi resepsi boleh dikatakan sebagai cerminan diri si empunya hajat (cie cieee...), pasalnya diacara ini lah tamu2 atau undangan2 datang dan tugas si empunya hajatlah (mulai dari mempelai, kedua pihak keluarga mempelai, saudara dan kerabat terdekat) memberikan kesan selamat datang terbaik bagi para undangan. Kan ga lucu kalau disuatu resepsi pernikahan masih ada sisa2 isak tangis waktu akad, atau wajah2 penuh hitung2an biaya (qiqiqiqi...). Saya jadi ngebayangin seandainya itu kejadian (jangan sampe ya Allah...).

Buat pelaminaaan... Saya sih terserah si Yayank aja (balik lagi ke budget nya Yayank), mau yang seperti ini:
(ngareeep.com) jadiii yaaa... Disesuaikan dengan budget saja lah. Toh pelaminan itu cuma simbol, kalaupun ga pake pelaminan ya setanding parti ups standing party maksudnya ya nda papa (itu sih maunya saya biar bisa ikutan makan makanan buffet sama gubukannya nanti, hehehe...).
Kalau budgetnya memadai memang lebih baik dengan pelaminan, biar ortu ga capek (mikir juga klo ortu kita harus ikutan standing party, qiqiqiqi... kasian).

Buat catering... Saya mau combine makanan khas indonesia sama internasional karena tamunya dari segala golongan usia. Yang paling netral sih buah2an, qiqiqiqi tapi masa mau kita kasih buah2an doang sih? Halaaaah... Kreatif bgt deh.
Disamping segala persiapan itu... Yang harus saya perhatikan lebih adalah Aldo, putra saya. Saya harus mempersiapkan dia untuk ini, harus pelan2 dan berhati hati dengan reaksi yang akan muncul. Bisa kaget kemudian marah (ga setuju), bisa kaget kemudian ragu2 (takut kasih sayang saya berkurang), bisa kaget kemudian antusias, dan bisa jadi biasa2 aja. Hmmm... 
Makanya, Yayank harus extra care of him nih supaya dapet lampu hijau. Dipernikahan nanti pun saya mau Al berkostum adat sama dengan si Yayank biar dia memang merasa bahwa tidak akan ada yang berubah, malah dia akan mendapatkan tambahan kasih sayang dari Daddy baru nya nanti. Amiiin...

Let's dream, because dream is for free ^_^

Pernikahan adalah sebuah moment penting yang (semua wanita herap) cuma terjadi sekali dalam seumur hidup. Kali ini for the next wedding, saya ingin sekali terjadi dengan indah. Ada akad dan resepsi, yang meski sederhana tetapi tak melunturkan kesakralan dari moment itu sendiri.

Mumpung saya ketemu dengan inspirasi itu, saya coba posting nih, kira2 si yayank mau ngga yaaa beliin saya kebaya akad model gini pas nikah nanti?
Saya tetap memilih putih/broken white sebagai tema akad nanti, why? Mungkin karena saya terdoktrin dengan istilah 'putih itu suci' sama seperti akad, dimana dua menusia disatukan oleh sebuah ikatan suci yaitu pernikahan. Hmmm... Si Yayank pun harus juga putih dengan pakaian adat karena notabene saya kurang sreg kalau kebaya wedding dipasangkan dengan setelan jas (halaaaah... ngga banget deh). Untuk urusan kostum saya harus memperhatikan sekali tiap detailnya walaupun sederhana tetap harus sempurna.
Hmmm... Disamping karena saya orang sunda, sejak dahulu kala (lebayyy...) saya sudah memimpikan adat sunda sebagai tema dari acara pernikahan nanti (ini versi impian dan cita2 saya dulu yaaa, boleh khaaan?). Lebih spesifiknya sih saya kepingin banget pake adat sunda sigar yang ada mahkota nyi blorong nya gitu (halaaaah...) karena terdoktrin bahwa pengantin adalah raja dan ratu jadi biarpun cuma sehari saya kepingin merasakan pake mahkota seperti ratu (hehehehe...). Contohnya seperti ini:
Hmmm... Anggun, ayu dan... Sundanese pisan kaaan? Semoga si Yayank ga keberatan dan mau mewujudkan impian jadul saya ini. Amiiiin...

Kemudian untuk tempaaat... Bukannya sok religi niyh, tapi saya membayangkan kalau suasana sakral dan ijab suci itu di ikrar kan di masjid. Amiiiiin... Supaya lebih hikmah dan barokah.





 Ini contoh masjid untuk pernikahan sederhana itu:
Mesjid Raya Bani Umar, Bintaro-Tangerang.

Wuiiiih... Daya khayal saya tingkat menengah keatas juga niyh. Hehehe... Indah sekaliiiii dan sangat sangat menyejukan kalau membayangkan moment itu terjadi sesuai dengan khayalan saya. Sekali lagi semoga impian tulus ini didengar Allah. Amiiiin...
 












Well, this is my first step...

Cerita kali ini agak lucu. Hmmm... 'God send me the one who loves me from A to Z'. Entahlah apa benar atau salah? Tapi semoga Allah menunjukan ini sebagai sebuah jawaban dari pertanyaan saya tentang 'Why? Who? When? and Where?' Semoga...
Seseorang yang dalam kurun waktu 3 tahun kedepan harus bekerja keras untuk pembuktiannya pada saya. Untuk tantangannya yang dengan gentle mengatakan bahwa dia akan menerima saya satu paket dengan kekurangan, kelebihan dan keturunan saya (putra saya dari pernikahan sebelumnya). Saat ini Allah tengah membukakan pikiran, hati dan jalan hidup saya, semoga semua itu benar adanya.
Andi namanya. Kami baru saja membuat sebuah komitmen untuk menuju jenjang hubungan yang lebih serius lagi. Kami diperkenalkan oleh seorang teman senior di kantorku sebelumnya (kalau kami berhasil, dia akan jadi tamu kehormatan kami nanti). Sekarang... Voila... Saya dan Andi bekerja untuk sebuah perusahaan yang sama, kami satu kantor :)

Saat ini saya tengah dalam proses pembuktian kepada keluarga saya terutama Ibu, bahwa saya tidak akan mengecewakan beliau lagi. Saya tengah memulai dari awal lagi studi saya, itu juga sebabnya kami membuat target 3 tahun ;) sampai saya menyelesaikan kuliah. Ini demi masa depan yang lebih bail (asiiiiik).

Hmmm... Semoga si Yayank ku ini benar2 jadi yang terakhir dan semoga kami selalu diberikan ketetapan dan keteguhan iman dalam menjalani semua rencana-Nya. Semoga kami dapat memenangkan pertarungan ini. Amiiiiin.

Kamis, 24 Februari 2011

I Love You, Son

Aku tak akan menghitung berapa tetes ASI,
tak akan mentotal berapa box susu,
tak akan mengingat betapa lelahnya,
tak akan mengeluh saat jenuh...
...Yang ingin ku hitung adalah senyum dan tawamu,
sehari kalau bisa aku ingin lihat 1000 kali kau tersenyum,
sehari kalau bisa aku ingin mendengar ribuan tawamu,
sepanjang hidupku,
setiap harinya kalau bisa,
aku ingin melihat kabahagiaanmu Nak...
I Love U

Dream

Sebuah mimpi yg datangnya dari hati (ehem ehem)...
Mimpi ini terlahir dari pengalaman pertama saya bekerja menjadi florist di salah satu hotel bintang lima kawasan Thamrin Jakarta Pusat (dibaca Mandarin Hotel).

Saat itu saya langsung jatuh cinta dengan pekerjaan saya.
Belajar mengenai bunga, pengenalan serta proses sehingga menghasilkan sesuatu atau sebuah karya seni yg indah.
Bunga mungkin sesuatu yg sifatnya hanya kiasan, bahkan mungkin ada yg mengatakan hanya "basa basi". Tetapi disana saya mempelajari lebih dari sekedar merangkai bunga.
Saya mempelajari bahasa2 yg disampaikan dari warna warni dan aroma bunga2 itu sendiri.

Hmmm...
Ini hanya sebuah mimpi yg entah kapan dapat terealisasi. Ini lebih sebagai "hasrat hati" ketimbang cita2 karena dari hati lah lahirnya mimpi itu.

Saya ingin sekali membuka sebuah Flower Shop mungil dari hasil kerja keras saya nanti.
Semoga ini bukan hanya akan menjadi mimpi, semoga Allah memberikan jalan Nya. Amin...

Memori Lontong Sayur

Saya baru saja makan disebuah warung mie ayam yang kata siempunya baru buka. (masih soft opening gitu deh).
Di warung mie ayam itu hanya ada satu pembeli yaitu saya. Setelah melihat2 daftar menu yang ditawarkan, saya memutuskan untuk memesan seporsi mie ayam bakso dan air mineral. Saya menunggu sambil menonton tayangan berita di televisi, tak berapa lama pesanan saya sudah disajikan.
Seperti ritual saya biasanya, tak pernah terlupa untuk menambahkan sambel dan saus. Saya tuang kuah kaldu ke mangkuk mie ayam dan saya cicipi dengan indera perasa. Slrruuup... Ahhh... Waaah, enak!!
Tanpa ba bi bu lagi saya santap lahap mie ayam itu sampai habis.
Selesainya... Saya baru menyadari bahwa sedari tadi saya tengah diperhatikan oleh siempunya warung (bukannya kepedean). Berdasarkan fakta yang sejak awal tidak saya gubris, sejak saya datang dan memesan mie ayam, siempunya warung cemas. Cemas apakah saya akan memesan mie ayamnya, cemas apakah saya akan memakan mie yang disajikan warung itu, cemas akan hasil akhir dari pelayanan yang diberikan, apakah saya akan puas atau tidak. Finaly, saya beranjak dari warung mie ayam itu dengan puas setelah membayar untuk harga seporsi mie ayam dan air mineral yang saya pesan itu.
 
Saya tengah memandangi pepohonan dan gedung kampus kali ini, sambil me replay memori saya tentang sesuatu. Tentang sebuah pengalaman saya mengenai berjualan.
Saya dan ibu pernah berjualan lontong sayur dirumah kontrakan. Saat itu saya sedang menganggur.
Hehe, saya pakai sisa uang yang ada untuk memodali usaha lontong sayur itu. Ibu saya senang sekali dan terlihat antusias.
Dengan bermodalkan semangat itu, kami memulai hari itu.
Pagi sejak bahan utama yaitu lontong dan sayurnya di display sampai satu jam kemudian kami baru menerima satu pembeli.
Untuk penglaris saat itu saya berikan porsi yang agak banyak.
Pembeli kedua datang, ketiga, keempat... Lalu sepi...
Maka hari itu hanya terjual 4 porsi saja.
Hari kedua kami memulai lagi, pembeli kami tetap sama dengan hari pertama, hari selanjutnya... Kami tak berharap besar, hanya berdo'a semoga ada pembeli, sampai seminggu kami berjualan, saya baru bisa balik modal (hmmm...).
Saya melihat raut wajah ibu yg terlihat sedih, bingung dan hopeless...
Saat itu kakak dan adik2 saya belum bekerja seperti sekarang ini jadi keluarga betul2 mengandalkan saya.
 
Suatu malam setelah hari2 lontong sayur itu saya shalat tahajud, saya khusus meminta agar dimudahkan dan diberikan kekuatan untuk hari2 berat yang mungkin akan kami hadapi selanjutnya.
Dua hari setelah malam tahajud itu, saya dapatkan panggilan interview (subhanallah, alhamdulillah...).
Ups... Renungan itu membuat air mata saya menetes saat ini.
Demi Allah, begitu banyak hal terlewati dengan keringat, peluh dan air mata, tapi sejauh ini Allah selalu memberikan jawaban tepat pada waktunya.
Saat ini, jika saya berada ditahap ini, di masa yang terbilang cukup leluasa karna kk dan adik2 saya sudah mandiri, itu semua memang sudah waktunya, itu semua jawaban dari pertanyaan2 saya selama ini. Jawaban dari salah satu penantian terbesar dalam hidup saya.
Allah berikan keleluasaan saya sekarang untuk mengejar satu lagi cita2 yang masih tergantung indah dilangit2 harapan saya.
 
Semoga Allah juga memberikan kemudahan2Nya lagi untuk saya, amiiin...